Minggu, 06 Desember 2009

Mengenal Tentang Autis

Kata ‘autisme’ berasal dari bahasa Yunani “autos”, yang berarti diri sendiri. Hal ini merujuk kebiasaan anak dengan autisme yang seakan-akan hidup dalam dunianya sendiri, meski di tengah keramaian sekalipun. Lembaga sensus Amerika pada tahun 2004 melaporkan bahwa terdapat 475.000 dengan cirri autisme.
Gejala autisme sudah dapat diketahui sejak usia beberapa setelah kelahirannya. Istilahnya autis infatil atau Kanner. Para ahli menempatkan Autis ini sebagai spektrum paling berat. Sedangkan pada autisme dengan spektrum ringan sering disebut Autistic Spectrum Disorder(ASD) atau biasa pula disebut autisma atypical(tidak khas), asperger atau semantic-pragmatic disorder.
Pada autis infatil akan membuat sang ibu sangat sedih sebab saat disusui tubuh sang bayi akan kaku, meski mampu mengisap air susu ia tak menatap ibunya. Begitu pula saat direbahkan dalam posisi terlentang bayi dengan autis infatil akan diam saja sedangkan pada bayi normal ia akan spontan tersenyum. Setelah usia 2-3 bulan bayi dengan autis infatil tak akan merespon jika diajak jalan-jalan atau bercakap-cakap. Tangisannya pun tak jelas disebabkan oleh lapar, rasa takut, haus dll. Matanya akan terlihat kosong dan tak tertarik dengan sekilingnya. Kalau pun tertarik pada satu objek, maka akan terus menerus lekat dan menginginkannya. ASD mampu berbicara namun tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain atau tak mampu menyusun kata.
Dalam bukunya Bernard Rimland(19640 dipaparkan mengenai adanya gangguan susunan saraf pusat pada anak-anak dengan autisme yaitu pada sirkuit batang otak-selebrum, sistem limbik, dan sirkuit korteks serebri yang berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Keadaan itulah yang menyebabkan adanya gangguan perkembangan kognitif, bahasa, emosi, dan interaksi sosial pada anak dengan autisme.
Perilaku anak-anak autis cenderung punya karakter hiperaktif, kurang fokus terhadap lawan bicara, dan membatasi interaksi mereka dengan lingkungan sekitar apalagi berteman. Mereka mampu menangis berjam-jam tanpa henti serta marah-marah sampai mengamuk tanpa sebab yang jelas(tantrum).Namun sebagian anak autis punya ingatan dan kemampuan berbicara normal. Dapat sangat agresif terhadap orang lain atau dirinya sendiri(seperti membentur-benturkan kepala, menggigit tubuh dan benda-benda keras). Perilaku stimulasi diri seperti berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya. Seringkali sulit mengubah rutinitas sehari-hari.Namun pada sebagian anak dengan autis ada pula yang bersikap pasif.
Sampai sini dulu informasinya.Semoga para pembaca ataupun pengunjung sudah bisa memahami tentang autisme.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Distributed by eBlog Templates